The Power of Tahi Kambing
Tak
ada rotan, akarpun jadi. Tak ada Antimo, kotoran kambingpun jadi.
Percayakah
Anda bahwa ternyata kotoran kambing bisa jadi obat anti mabuk pengganti Antimo?
Begini
ceritanya..
Ketika masih
kecil, salah satu hobi saya adalah ngintil ayah saat bepergian jauh keluar
kampung. Namun ada satu kebiasaan saya yang selalu merepotkan, yaitu mabuk kendaraan. Setiap kali naik angkutan umum pasti
mabuk. Maklum, anak kampung.
Sekali waktu, ayah saya menerima undangan dari kerabat nan jauh di sana yang akan menikahkan puterinya. Tentu saja ini kabar gembira bagi saya dan dua sepupu saya yang sama-sama hobi mengintil. "Ini kesempatan untuk ikut backpackeran," batinku.
Hari itu kami berangkat berenam, tiga orang dewasa yakni ayah saya dan dua adiknya
(paman saya), serta tiga anak-anak yakni saya dan dua sepupu saya. Kami
berangkat pagi-pagi sekali. Kalau lancar, kami akan tiba di tempat tujuan
menjelang maghrib. Perjalanan yang melelahkan, terutama bagi kami yang masih
ingusan.
Sebelum keluar
kampung kami mampir ke rumah seorang sesepuh yang dituakan,
yang kemudian saya sebut Pak
Tua, sekadar pamitan
dan minta nasehat. Setelah ayah saya menyampaikan maksudnya, Pak Tua lalu mengambil beberapa butir kotoran
kambing dari kandang belakang rumah kemudian membungkusnya dengan plastik seperti
permen.
"Ini untuk ketiga cucuku. Pastikan selama perjalanan benda ini tetap dikantongi agar tidak mabuk," kata Pak Tua sambil menyerahkan tiga bungkusan kotoran kambing kepada ayah saya.
"Ini untuk ketiga cucuku. Pastikan selama perjalanan benda ini tetap dikantongi agar tidak mabuk," kata Pak Tua sambil menyerahkan tiga bungkusan kotoran kambing kepada ayah saya.
"Terimakasih,
Pak. Sekarang kami pamit melanjutkan perjalanan," kata ayah saya.
Dari senyum ayah saya terlihat ada kelucuan yang disembunyikan, “Mungkin masalah tahi kambing itu,” pikir saya. Ayah saya memang tak pernah percaya dengan hal-hal yang tak masuk akal, terutama yang berbau magic, anti banget.
Tapi toh kami
ikuti saja permintaan Pak Tua itu, sekadar untuk menghargai dan menghindari
kesan kurang baik, terlebih salah satu paman saya yang ikut dalam rombongan
sangat sepaham dengan Pak Tua.
Singkat
cerita, sore hari saat tiba di tempat tujuan, terbukti saya dan seorang sepupu
saya sama sekali tidak pernah muntah, tidak pula merasakan mual. Sementara
seorang sepupu saya, sebut saja namanya Jusman, sepanjang jalan muntah hingga
semua isi lambungnya terkuras habis.
Saat ditanya,
"Kenapa kamu muntah? Kamu taruh dimana tahi kambingnya?" cecar
ayahnya yang kesal karena bajunya terkena banyak muntah.
"Habis Si Uci (sepupu saya yang satu lagi) bilang tahi kambingnya harus ditelan saat tiba di tempat tujuan. Jadi saya buang saja," jawab Jusman sambil tersipu.
***
Apa hikmah dari cerita di atas? Mengapa ketika kami mengantongi kotoran kambing bisa terhindar dari mabuk kendraan? Dan mengapa Jusman yang tidak mengantongi kotoran kambing akhirnya muntah?
Apa hikmah dari cerita di atas? Mengapa ketika kami mengantongi kotoran kambing bisa terhindar dari mabuk kendraan? Dan mengapa Jusman yang tidak mengantongi kotoran kambing akhirnya muntah?
Jawabnya, karena kami YAKIN, sementara Si Jusman TIDAK YAKIN. Pak Tua itu telah berhasil
menanamkan sugesti ke alam bawah sadar kami,
bahwa dengan mengantongi kotoran kambing maka kami tidak akan mabuk kendaraan.
Dari pengalaman di atas saya telah belajar tentang pentingnya sebuah
keyakinan. Ketika kita
yakin, kita pasti mampu.
That's the key.
Tapi…
Atas perbuatan itu pula saya harus banyak-banyak
istighfar, bertaubat kepada Allah karena telah menjadikan kotoran kambing sebagai
jimat, karena
percaya pada kekuatan
jimat adalah musyrik. Semoga Allah mengampuni kesalahan karena
ketidaktahuan kami, aamiin..
Note: Cerita di atas adalah kisah nyata yang saya
alami sendiri. Semoga bermanfaat.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
nice banget, dari cerita sederhana bisa dipetik banyak hikmah
ReplyDeleteKambing hewan yg sangat bermanfaat. Sayang banyak org yg sering menyalahkan, trutama yg warna hitam
DeleteHahaha. Karena jimatnya kotoran kambing jadi banyak yang tidak yakin. Coba jimatnya batu akik, pasti banyak yang kantongin. :))
ReplyDeleteJimat memang tergantung keyakinan. Kalo gak yakin pasti gak jadi :))
Deleteapa ya namanya, sugesti ya, duhh aku juga kayanya ga mau kalo bawa tai kambing, mending diganti sugestinya dengan yg lain
ReplyDeleteIya itu sugesti. Mba Evrina mungkin bisa coba batu gunung 5 kg, buat sugesti jika dibawa mendaki tidak terasa capek :D
Deletekeyakinan ya mas yang utama. Berawal dari keyakinan.
ReplyDeleteMirip seperti menahan buang air kecil dengan cara mengantongi batu ya? :D
ReplyDeleteTapi itu apa kotoran kambingnya nggak bikin bau penumpang lain ya?
Supaya tidak menuhankan tahi kambing, keyakinan juga harus diiringi dengan keimanan ya, mas? hehe :D
ReplyDeleteSalam kenal, mas. :)
Penjaja Kata