Kapal Phinisi adalah kapal tradisional kebanggaan Suku Bugis dan Makassar, Sulawesi Selatan. Menurut Naskah Lontarak I Babad La Galigo pada abad ke 14, Phinisi pertama kali dibuat oleh Sawerigading, Putera Mahkota Kerajaan Luwu untuk berlayar menuju Negeri Tiongkok dalam rangka meminang Puteri Tiongkok bernama We Cudai.
Namun dalam perjalanan pulang dari Negeri Tiongkok, Kapal Phinisi tersebut tenggelam dihantam ombak dan angin kencang. Beruntung Sawerigading dan We Cudai selamat dari tragedi tersebut.
Kapal Phinisi umumnya memiliki dua tiang layar utama yang melambangkan dua kalimat syahadat dan tujuh buah layar yang merupakan jumlah surah Al-Fatihah, sekaligus bermakna tujuh samudera besar di dunia.
 |
Kapal Phinisi |
Cerita tentang
Kapal Phinisi sudah saya dengar sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, baik dari para guru maupun orang tua. Maklum, sebagai masyarakat Luwu tentu akan jadi lucu jika tidak tahu sejarah daerahnya sendiri, terutama tentang Sawerigading Sang Putera Mahkota dengan Kapal Phinisinya.
Juni 2011 merupakan momentum bersejarah bagi saya, karena di usia ke-31 tahun akhirnya saya berkesempatan menaiki Kapal Phinisi keliling Pulau Komodo dan sekitarnya. Sungguh pengalaman yang menakjubkan, meskipun Kapal Phinisi yang kami naiki waktu itu tak lagi seperti aslinya, karena sudah mengalami modifikasi sana-sini untuk membenamkan berbagai fasilitas modern.
 |
Duduk santai di atas Kapal Phinisi |
 |
Yes...!!! |
Kapal Phinisi tradisional tidak mengandung unsur logam sedikitpun karena semua bagian kapal terbuat dari kayu yang dirangkai tanpa menggunakan paku. Phinisi tradisional hanya mengandalkan angin untuk bergerak dengan menggunakan layar. Sementara Phinisi modern yang ada saat ini sudah dilengkapi dengan motor diesel sebagai penggerak utama dan jaringan listrik untuk kebutuhan penerangan serta dukungan fasilitas mewah.
Meski sudah terbilang Jadul, sampai saat ini Kapal Phinisi masih terus diproduksi. Tempat produksi yang paling terkenal adalah di Tanjung Bira, Bulukumba, sekitar 150 kilometer ke arah Selatan Kota Makassar.
Ada yang ingin mencoba naik Kapal Phinisi?
Saya sendiri jika masih diberi waktu pasti mau, baik di Pulau Komodo ataupun di tempat wisata lainnya. Impian saya sih bisa berlayar dengan Kapal Phinisi di Raja Ampat. Semoga suatu saat nanti bisa terwujud. Aamiiin..
Oia, terus terang nama domain blog ini terinspirasi dari nama
Kapal Phinisi :)
 |
Kapal Phinisi |
 |
Nahkoda |
 |
Kapal Phinisi |
 |
Nakhoda |
kapal phinisi udah teruji ketangguhannya, ya :)
ReplyDeleteHehe...iya. Yg punya blog juga. #eh :)
Deleteinfo yg bermanfaat.
ReplyDeletekeren, pengen naik juga jadinya... :)
Kirain mo bilang yg punya blog keren :)
Deleteaku terpesona banget ama pembuatan kapal phinisi ini
ReplyDeletePhinisi sebuah mahakarya yg membanggakan
Deleteaku sudah lama gak naik kapal..jadi pengen naik kapal phinisi juga deh..;)) layarnya keren euy.
ReplyDeleteIni layarnya belum mengembang, lebih kerena lagi kalo sudah mengembang. Naik Kapal Phinisi bisa di Pulau Komodo atau Raja Ampat
DeleteAjak-ajak kalau naik phinisi lagi, Daeng.
ReplyDeleteBoleh. Tp belum tau kapan hehe..
Deleteseriusan ini di atas kapal phinisi? ini kapal kebanggaan Indonesia juga, kemarin ngeliat di Museum Bahari
ReplyDeleteSeriuslah bu. Tp ini yg sudah modern, sudah dilengkapi mesin. Layar hanya untuk cadangan jika mesin gangguan
DeleteKapal Borobudur dan Majapahit juga, sudah sukses keliling dunia
ReplyDelete