Secangkir Kopi Cinta

Kau yang selalu setia menyajikan secangkir kopi untuk aku memulai hari.

Aku bahkan tak pernah tahu proses hingga kopi itu tersaji di atas meja makan, atau di meja dekat gantungan kemeja untuk kupakai hari itu.

Yang kutahu, kopi itu telah siap kuseruput saat keluar dari kamar mandi usai ritual membersihkan tubuh dari benda asing dan berbau bernama daki.

Kau tak pernah mengeluh atas tugas itu, meski tak tertulis dalam buku akad yang telah kita tanda tangani bersama. Semua kau lakukan dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab.

Tahukah kamu apa yang paling kusukai dari secangkir kopi itu? Bukan. Sama sekali bukan karena nikmatnya cairan hitam pekat nan pahit itu, tapi justru senyum simpulmu yang senantiasa menghiasi ketika aku terbawa suasana saat minum kopi sambil mendengarkan lagu keroncong kesukaanku, atau tertawa lucumu saat aku salah menebak jenis kopi yang kuseruput itu Kopi Toraja, Bali, Papua, atau Aceh Gayo.

Padahal aku sendiri yang memesan kopi-kopi itu secara online, namun kadang aku menyebut jenis kopi yang bahkan tak pernah kupesan.

Aku memang tak ahli dalam mengenali jenis kopi dari rasa maupun aromanya. Tapi aku tahu persis bagaimana perasaanmu saat sedang meracik kopi itu. Sedih, bad mood, kesal, atau sedang berbunga-bunga, semua tercermin dalam secangkir kopi yang kau sajikan untukku.

Saat kopi terasa lebih pahit dari seharusnya (kadang campur asem dikit), aku tahu dirimu sedang bad mood. Saat kopi terasa manis bahkan sebelum ditambahkan gula, berarti saat itu kau meraciknya dengan perasaan berbunga mengenang cerita semalam.

Selamat ulang tahun, istriku tercinta. Terima kasih atas secangkir kopi yang kau sajikan untukku setiap saat.

Bagiku, kopi racikanmu jauh lebih nikmat dari Kopi O yang membuatku jatuh cinta pada Kota Batam, atau kopi termahal yang ada di café-café.

Kau adalah peracik kopi terbaik yang tak kalah hebat dari barista manapun. Kau bahkan bisa memembuat kopi aneka rasa dari satu jenis kopi yang sama, tergantung bagaimana suasana hatimu saat meraciknya. Karena itu kunamakan dia secangkir kopi cinta.
2 comments

2 comments :

  1. Hahahaha merasa tersentil, scara saya bisa dihitung pake jari kapan ngebuatin kopi buat suami *istrimacamapahini* :)))))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo hari libur gantian saya yang bikinin kopi buat berdua. Secangkir berdua :D

      Delete