Ayah, Izinkan Aku Ikut Ke Masjid
Malam
ini malam pertama Ramadhan di mana aku telah mendapat izin untuk ikut shalat
tarwih di masjid. Alhamdulillah ayah telah menepati janjinya untuk mengizinkan aku ke masjid saat
usia 7 tahun.
Aku
duduk rapih di shaf terakhir, hatiku bahagia meski sedikit gugup. Sesekali aku memegangi simpul
sarung, sekadar memastikan saat berdiri nanti tidak melorot, dan merapihkan songkok besar pemberian
paman, agar tidak menutupi
pandanganku.
Kegiatan
shalat berjamaah berjalan tertib. Tak ada canda atau tawa anak-anak karena setiap dua atau tiga anak didampingi satu
orang
dewasa sebagai pembimbing.
Ayahku
seorang muazzin di kampung kami, beliau harus duduk di shaf paling depan. Setiap selesai salam, ayah selalu menoleh ke arahku, sekadar
memastikan aku menaati semua tata tertib sesuai pesannya.
Puluhan tahun telah berlalu dan kini cucu beliau telah
seusia denganku waktu itu. Kini giliran
aku yang harus mendidik
kedua cucu beliau dengan sebaik-baiknya, seperti yang telah diamanahkan kepadaku sebelum beliau memejamkan mata untuk
selamanya. Ayah pergi tepat di
bulan Ramadhan tiga tahun lalu, semoga khusnul khatimah, aamiiin..
Suatu hari putera sulungku bertanya, “Kenapa sih setiap ke masjid
aku harus duduk paling pinggir
dan
mepet tembok? Kenapa gak gabung sama
anak-anak yang lain?”
“Nanti setelah dewasa kamu akan tahu, Nak” jawabku sambil membelai rambutnya yang ABCD (Abri Bukan Cepak
Doang).
*207 words
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Saya sudah datang ke sini dan membaca tulisan ini
ReplyDeleteTerima kasih telah berkenan untuk ikut meramaikan Lomba Menulis : 1001 Kisah Masjid di blog saya
Semoga sukses.
Salam saya
Terimakasih banyak atas kejutan hadiah lebarannya, Om. Alamat pengiriman sudah sy email.
DeleteSalam sungkem
Semoga beliau husnul khotimah, amiiin
ReplyDeleteAamiiin..
DeleteOm NH memang jago menseleksi postingan yang terbaik :)
ReplyDeleteBeliau salah satu guru kehidupan saya, gak nyangka dapat kejutan hadiah lebaran dari beliau hehe..
DeleteSelamat ya, menang. Semoga almarhum ayah husnul khotimah. Ceritanya menyentuh...
ReplyDelete