Pasar Anyar Bogor, Pasar Lama Yang Selalu Baru
Pasar Anyar Bogor ---dulu dikenal dengan nama Pasar Kebon Kembang--- adalah salah satu pasar tradisional yang menjadi pusat perekonomian masyarakat Kota Bogor. Letaknya yang strategis menjadi alasan mengapa pasar ini selalu ramai dikunjungi warga yang ingin berbelanja kebutuhan sehari-hari.
Dulu ---waktu masih bujang--- saya termasuk orang yang kurang menyukai tempat-tempat keramaian seperti pasar tradisional. Jangankan untuk ikut bejubel ke dalamnya, melihat lautan manusia dari luar saja sudah bikin kepala pusing. Maklum saya termasuk golongan manusia anti ribet, senangnya yang simple-simple saja.
Tapi prinsip anti keramaian yang lama saya anut kemudian runtuh setelah berumah tangga. Apalagi saat awal-awal pernikahan kondisi ekonomi keluarga kami cukup memprihatinkan, maka Pasar Anyar Bogor menjadi tempat favorite kami untuk belanja aneka kebutuhan pokok dengan harga yang ekonomis. Lumayan bisa mempertahankan idealisme anti hutang kepada IMF.
Pasar Anyar Bogor didirikan pada tahun 1881, bersamaan dengan berdirinya Stasiun Bogor. Saya tahu itu dari cerita orangtua angkat saya di Bogor, yang kemudian diaminkan oleh Om Google.
Saya sendiri jika berkunjung ke Pasar Anyar Bogor lebih sering melalui Jl. M.A. Salmun, karena memang rute ini lebih dekat dari rumah kami. Sekadar info, di titik perlintasan KRL yang berada di Jl. M.A. Salmun untuk saat ini sudah tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. Karena itu, bagi pengunjung yang menggunakan mobil sebaiknya melalui Jl. Gg. Baru kemudian parkir di Ramayana, karena akses dari Jl. Pengadilan ataupun dari arah Taman Topi cenderung lebih macet.
Awalnya, luas Pasar Anyar hanya beberapa ratus meter persegi, namun kini semakin melebar hingga ke Jl. Sawojajar, Jl. M.A. Salmun, dan Taman Topi akibat banyaknya pedagang yang tidak tertampung. Hal ini menimbulkan masalah tersendiri antara lain masalah kebersihan, kemacetan lalu-lintas dan ketertiban.
Btw, waktu lebaran kemarin kami sekeluarga mudik ke Tangerang, tempat mertua saya. Waktu berangkat kami sempat nyasar hingga ke Pasar Anyar. BAru tahu ternyata Tangerang pun punya Pasar Anyar hehe..
Yang saya heran, kenapa Pasar Anyar Bogor yang usianya sudah ratusan tahun masih saja disebut Pasar Anyar, seharusnya diganti jadi Pasar Lama, atau Pasar Tua.
Dulu ---waktu masih bujang--- saya termasuk orang yang kurang menyukai tempat-tempat keramaian seperti pasar tradisional. Jangankan untuk ikut bejubel ke dalamnya, melihat lautan manusia dari luar saja sudah bikin kepala pusing. Maklum saya termasuk golongan manusia anti ribet, senangnya yang simple-simple saja.
Tapi prinsip anti keramaian yang lama saya anut kemudian runtuh setelah berumah tangga. Apalagi saat awal-awal pernikahan kondisi ekonomi keluarga kami cukup memprihatinkan, maka Pasar Anyar Bogor menjadi tempat favorite kami untuk belanja aneka kebutuhan pokok dengan harga yang ekonomis. Lumayan bisa mempertahankan idealisme anti hutang kepada IMF.
Pasar Anyar Bogor didirikan pada tahun 1881, bersamaan dengan berdirinya Stasiun Bogor. Saya tahu itu dari cerita orangtua angkat saya di Bogor, yang kemudian diaminkan oleh Om Google.
![]() |
Pasar Anyar Bogor - Gambar: pasangmata.com |
Pasar Anyar Bogor - Akses
Akses menuju Pasar Anyar Bogor cukup mudah karena dilalui oleh angkutan umum dari segala arah. Jika menggunakan kendaraan pribadi bisa melalui Jl. M.A. Salmun (dari arah Jl. Merdeka), Jl. Dewi Sartika (Samping Taman Topi), Jl. Pengadilan (dari arah Jl. Sudirman), Jl. Gg. Baru (dari arah Jl. Sudirman), Jl. Nyi Raja Permas (samping Stasiun Bogor) atau melalui Jl. Sawojajar.Saya sendiri jika berkunjung ke Pasar Anyar Bogor lebih sering melalui Jl. M.A. Salmun, karena memang rute ini lebih dekat dari rumah kami. Sekadar info, di titik perlintasan KRL yang berada di Jl. M.A. Salmun untuk saat ini sudah tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. Karena itu, bagi pengunjung yang menggunakan mobil sebaiknya melalui Jl. Gg. Baru kemudian parkir di Ramayana, karena akses dari Jl. Pengadilan ataupun dari arah Taman Topi cenderung lebih macet.
Awalnya, luas Pasar Anyar hanya beberapa ratus meter persegi, namun kini semakin melebar hingga ke Jl. Sawojajar, Jl. M.A. Salmun, dan Taman Topi akibat banyaknya pedagang yang tidak tertampung. Hal ini menimbulkan masalah tersendiri antara lain masalah kebersihan, kemacetan lalu-lintas dan ketertiban.
![]() |
Pasar Anyar Bogor Blok C-D - Gambar: skyscrapercity.com |
Pasar Anyar Bogor Dengan Segala Permasalahannya
Pemerintah Kota Bogor sebenarnya sudah sering melakukan penertiban untuk menyelesaikan masalah tersebut, namun entah kenapa kesemrawutan selalu saja kembali pada keadaan semula. Semoga saja Pemkot Bogor di bawah kepemimpinan Kang Bima bisa menemukan formula yang tepat untuk memperbaiki keadaan Pasar Anyar, mengingat begitu banyak masyarakat Bogor yang menggantungkan hidupnya di sana.Btw, waktu lebaran kemarin kami sekeluarga mudik ke Tangerang, tempat mertua saya. Waktu berangkat kami sempat nyasar hingga ke Pasar Anyar. BAru tahu ternyata Tangerang pun punya Pasar Anyar hehe..
Yang saya heran, kenapa Pasar Anyar Bogor yang usianya sudah ratusan tahun masih saja disebut Pasar Anyar, seharusnya diganti jadi Pasar Lama, atau Pasar Tua.
![]() |
Stasiun Bogor - Gambar: tribunnews.com |
![]() |
Wajah baru Stasiun Bogor - Gambar: heritage.kereta-api.co.id |
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Sering lewat tapi ngak pernah masuk kedalam nya :-)
ReplyDeletehadeuhhhh, saya yang orang bogor (kabupaten) aja belum moto2 sampe kaya gitu, ketauan nih cinta mati sama bogor
ReplyDeletehadeuhhhh, saya yang orang bogor (kabupaten) aja belum moto2 sampe kaya gitu, ketauan nih cinta mati sama bogor
ReplyDelete