Jembatan Merah

Di Parepare, kota tempat kelahiran Presiden ke-3 Republik Indonesia, B.J. Habibie, yang pernah saya tinggali selama tiga tahun, di sana ada sebuah jembatan kecil yang dicat warna merah sehingga orang menyebutnya jembatan merah.

Semasa tinggal di Parepare, kata jembatan merah sangat akrab di telinga, ketika mendengar radio FM ada saja koresponden yang kirim lagu atau menyapa sahabat atau kekasihnya yang beralamat di jembatan merah, maksudnya tinggal di sekitar jembatan merah.

Ketika saya terjebak ‘cinta monyet’ dengan seorang gadis kakak kelas, jembatan merah ini juga pernah menjadi titik koordinat pertemuan kami untuk sekedar lirik-lirikan melepas kangen.

Jembatan Merah Kebun Raya Bogor

Jembatan Merah Kebun Raya Bogor

Di Bogor, kota yang saya tinggali sejak lima belas tahun lalu, juga memiliki dua buah jembatan merah. Satu di Jl. Kapten Muslihat dan satu lagi di tengah Kebun Raya. Sampai saat ini di kalangan masyarakat Bogor masih banyak yang meyakini jembatan merah Kebun Raya memiliki pengaruh mistis. Tapi bagi saya, mistis is a mistake.

Seolah tak mau ketinggalan, beberapa kota lainpun memiliki jembatan merah seperti Makassar dengan jembatan merahnya di Kecamatan Tamalate, Palu dengan Jembatan Merah Pantai Talise, bahkan Tegal dengan Brug Abang-nya yang juga disebut jembatan merah. Sementara di Jakarta ada Jl. Jembatan Merah yang terletak di kawasan Mangga Besar, tapi saya sendiri belum pernah melihat jembatan merahnya.

Jembatan merah yang paling terkenal sekaligus merupakan monumen sejarah adalah Jembatan Merah Surabaya yang pada zaman VOC dinilai penting karena menjadi sarana perhubungan paling vital melewati Kalimas menuju Gedung Keresidenan. Jembatan Merah Surabaya ini kemudian diabadikan oleh Eyang Gesang dalam lagunya bertajuk “Jembatan Merah” yang merupakan lagu favorite saya hehe..

Eniwei, di kotamu ada jembatan merah? Kasih tau dong :)